Sunday, 6 August 2017

Temui Hamzah Haz, Sekjen PDIP Bawa Ayam Goreng Titipan Megawati



Jakarta - Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP Hasto Kristiyanto berkunjung dalam rangka silaturahmi ke rumah Wakil Presiden ke-6 Hamzah Haz di kawasan Patra Kuningan, Jakarta, Sabtu (5/8). Hasto datang dengan membawa ayam goreng titipan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.
Silaturahmi itu juga menandakan jalinan persaudaraan antara kaum nasionalis dan Islam yang kokoh dan terus dijaga sebagai fondasi kekuatan dalam membangun negara. Hasto datang bersama Sekjen Bamusi Falah Amru serta sejumlah pengurus DPP PDIP. Rombongan disambut langsung oleh Hamzah Haz bersama politisi senior PPP Habil Marati.
Selain ayam goreng, Hasto juga membawa oleh-oleh gudeg titipan Megawati. Megawati juga menitipkan bukunya yang berjudul "Menangis dan Tertawa Bersama Rakyat" serta "Megawati dalam Catatan Wartawan Bukan Media Darling Biasa" kepada Hamzah Haz.
Hasto mengatakan, kedatangannya ke rumah Hamzah Haz dalam rangka silaturahmi dan menyampaikan salam dari Presiden ke-5 mengingat kepemimpinan yang dibangun Megawati-Hamzah Haz merupakan representasi kondisi nasional Indonesia yang sebenarnya.
"Jadi, meski saat itu pasangan Megawati-Hamzah seolah dikawinpaksakan MPR, tetapi tali silaturahim itu dibangun sangat baik sampai sekarang. Bahkan, Pak Hamzah bilang, ketika mau mengambil keputusan dalam rapat kabinet Pak Hamzah pegang tangan Ibu Megawati. Ini menunjukkan betapa kompaknya kepemimpinan itu. Lalu, rapat bisa mengambil keputusan yang baik dan kompak," ujar Hasto.
Dia menjelaskan, kekompakan Megawati dan Hamzah ketika menjadi pemimpin bangsa Indonesia juga menjadi kekuatan bagi negara. "Sebab, ketika salah satu mengangkat alis saja atau ketika salah satu batuk saja, maka rakyat ikut batuk. Sangat disadar betapa pentingnya membangun soliditas dan persaudaraan di antara pemimpin nasional," kata Hasto.
Dikatakan pula, Megawati sering bercerita dan menyampaikan bahwa Hamzah Haz adalah pakar politik anggaran. Dalam pertemuan ini, Hamzah menyampaikan keprihatinan, karena tax ratio kita masih rendah. Hamzah juga menuturkan nostalgia dengan Bung Karno dan pernah terinspirasi pidato Bung Karno yang menyatakan bahwa Indonesia adalah negara yang khas dan dibangun atas dasar Pancasila.
Pancasila juga dijalankan sangat baik. Misalnya, sila Ketuhanan Yang Maha Esa dijalankan dengan adanya kementerian agama, di mana seluruh perwakilan agama ada dalam satu naungan kementerian. "Dalam pertemuan itu, kami juga berbicara tentang persahabatan dan silaturahmi antarpemimpin sangat penting. Itu dibangun untuk bangsa dan negara ditambah hubungan persaudaraan pribadi antarpemimpin yang sangat dekat sehingga menyatukan bangsa," kata Hasto.
Hasto menuturkan bahwa Hamzah juga bercerita bahwa Megawati adalah sosok yang kokoh dalam memegang prinsip. Contohnya, ketika mendukung Palestina untuk menjadi bangsa yang merdeka seluas-luasnya dan itu disampaikan dalam pidato di PBB.
Kemudian saat Abu Bakar Baasyir mau diekstradisi, sangat jelas bahwa Megawati menolak dilakukan ekstradisi tersebut. Dalam masalah Irak, kata Hasto, Megawati adalah tokoh negara yang mendukung kebebasan Irak sebagai negara Islam untuk lepas dari cengkraman negara asing.
"Ini semua menjadi contoh hubungan sangat kuat dan persaudaraan yang erat. Antara Ibu Mega dan Pak Hamzah serta antara Islam dan nasionalis. Teladan seperti ini harus dirawat dan dijaga dalam situasi kepemimpinan saat ini dan seterusnya," tuturnya.
Sementara, bagi Megawati, kata Hasto, Hamzah Haz adalah wakil presiden dan tokoh negara yang sangat penting dalam masa reformasi. Karena itu, Megawati memerintahkan semua kader PDIP untuk memberikan perhatian kepada pejabat negara, seperti Hamzah Haz, terutama ketika sedang sakit.
Dikatakan Hasto, dalam pertemuan ini Hamzah Haz juga menyampaikan keprihatinannya, karena bangsa Indonesia saat ini mengalami kondisi miskin akhlak dan miskin materi. "Dia pun mengusulkan agar BUMN memperhatikan aspek kesehatan masyarakat. Kemudian, pendidikan negara sebagai basis moral dan etika bisa diperbaiki, karena permasalahan saat ini terjadi akibat pendidikan moral dan budi pekerti sebagai modal untuk menjadi bangsa yang kuat dan tangguh belum sinkron," kata Hasto.
Sementara, politikus PPP Habil Marati mengatakan, bangsa Indonesia harus memahami bahwa negara ini ada karena dibangun atas hasil koalisi kaum Islam dan nasionalis. Karena itu, pertemuan hari ini menjadi ajang mengingat kembali simbol dari sosok Hamzah Haz dan Megawati ketika menjadi presiden dan wakil presiden.
Padahal, saat itu kondisi negara sangat sulit, tetapi koalisi PDIP dan PPP dalam membangun bangsa Indonesia mampu melepaskan negara dari kondisi yang sulit itu. "Jadi, kalau sekarang ada yang berbicara bahwa PDIP jauh dari Islam, maka saya tegaskan dengan bukti, betapa simbol yang dibangun Ibu Mega dan Pak Hamzah sudah menunjukkan bahwa nasionalis dan Islam tidak bisa dipisahkan," jelasnya.



Sumber: BeritaSatu.com