Sunday, 6 August 2017

Laba Bank Sampoerna Naik 20%











Jakarta- PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) mencatat perolehan aba bersih pada paruh pertama tahun 2017 sebesar Rp 23,9 miliar. Nilai tersebut meningkat 20 persen dibandingkan laba bersih pada paruh pertama tahun 2016 sebesar Rp 20 miliar.
Direktur Utama Bank Sampoerna Ali Rukmijah menjelaskan, pertumbuhan laba perseroan ditopang oleh penyaluran kredit dan dana pihak ketiga (DPK). Secara tahunan, kredit perseroan meningkat 15 persen menjadi Rp 6,1 triliun dan DPK sebesar 20 persen menjadi Rp 6,8 triliun. "Pertumbuhan kredit dirasa cukup menggembirakan dibandingkan pertumbuhan kredit perbankan di Indonesia yang pada Mei 2017 hanya mencapai kurang dari 10 persen,"ungkap dia di Jakarta, Kamis (3/8).
Ali melanjutkan, penyaluran kredit untuk sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) tetap menjadi fokus utama Bank Sampoerna. Per akhir Juni 2017, kredit pada segmen UMKM mencapai Rp 4,5 triliun atau sekitar 75 persen dari keseluruhan kredit yang disalurkan. Jumlah ini meningkat 25 persen dibandingkan dengan kredit ke sektor UMKM satu tahun yang lalu. Sementara itu, kredit pada segmen non-UMKM, per Juni 2017 mencapai Rp 1,5 triliun.
Sementara itu, pertumbuhan DPK ditopang oleh dana pada rekening giro dan tabungan (current accounts and saving accounts/CASA) yang bertumbuh 34 persen yoy hingga mencapai Rp 943 miliar. Sementara itu, dalam periode yang sama dana deposito meningkat 18 persen yoy menuju Rp 5,9 triliun. "Pertumbuhan dana CASA yang lebih tinggi dari pada dana deposito mendorong perbandingan dana CASA terhadap keseluruhan DPK (CASA ratio) menjadi 14 persen per akhir Juni 2017.
Peningkatan DPK ini mencerminkan kepercayaan kepada nasabah tetap dipertahankan,"papar dia.
Di tengah pertumbuhan ekonomi yang melambat, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) Bank Sampoerna grossberada pada level 3,66 persen pada akhir Juni 2017, menurun jika dibandingkan dengan posisi per akhir Juni 2016 sebesar
3,97 persen. Rasio NPL gross tersebut masih dalam di bawah tingkat yang ditetapkan regulator.
Lebih lanjut, Henky Suryaputra, Chief Financial Officer Bank Sampoerna, menjelaskan, peningkatan pendapatan bunga bersih ditopang oleh pendapatan bunga yang meningkat sebesar 26 persen dari Rp 407 miliar pada semester pertama tahun 2016 menjadi Rp 512 miliar pada semester pertama tahun ini.
Sementara itu beban bunga hanya meningkat sebesar 11 persen pada periode yang sama. Sejalan dengan itu,
margin bunga bersih (net interest margin) meningkat menjadi 6,31 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 5,48 persen.
Peningkatan pinjaman yang disalurkan merupakan faktor utama yang mendorong peningkatan total aset. Hingga akhir Juni 2017, Total Aset Bank Sampoerna tercatat sebesar Rp 8,3 triliun meningkat 18 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar Rp 7 triliun.




Sumber: Investor Daily