Saturday 4 August 2018

Hope?

Hope?

Mungkin kamu bahagia waktu kepemimpinan DKI berganti. Jakarta akan lebih tertata bersih indah islami. Gubernurnya seiman membanggakan. Transparansi anggaran dan pembangunan meningkat. Warga lebih mendapat pelayanan maksimal dari aparat. Akhlak sang pemimpin menjadi cermin, teladan mulia bagi siapa saja.

Waktu pun bergulir... Dan banyak orang mulai berfikir. Dimanakah hubungan kampanye tentang pahala dan dosa dalam sebuah pilkada? Kini saat secawan anggur direguk yang terpilih di kursi empuk, para pemilih bertanya2 angin surga yang mana yang bisa nyata hembusannya. Ketika harapan jadi kebalikan, barulah terasa semua ada palsu2nya...

👉Anggaran DPRD DKI naik 10 kali: 
zaman Ahok Rp 8,8 milyar menjadi ➡Rp 107,7 milyar. 
👉Reses DPRD:  
Masa Ahok Rp 34,96 miliar sekarang ➡Rp 69,3 miliar. 
👉Pembahasan Pansus dan Lainnya: 
Masa Ahok Rp 2,29 miliar, kini ➡Rp 29,25 miliar.    
👉Pembahasan Banggar : 
Rp 4,23 miliar menjadi ➡Rp 16,2 miliar. 
👉Bamus : 
Masa Ahok Rp 3,64 miliar, menjadi ➡Rp 15,24 miliar. 
👉Pengelolaan website DPRD: 
Zaman Ahok Rp 31 juta , kini ➡Rp 571 juta.

Setelah membaca data ini, kita melihat sesuatu... melambung jauh, terbang tinggi bersama mimpi. Terlelap dalam lautan emosi... (knp Anggun C. Sasmi resmi pindah kewarganegaraan? Mungkin dia illfeel menemukan sendiri apa yang semula cuma dalam nyanyian)😂

Inilah tanda2 bagi orang yang berakal. Org Jkt mesti baca, orang Indonesia harus berkaca. Jangan asal percaya isu normatif politik berjubah agama. Lihat visi misi dan kapasitas yang terukur. Kalau tidak, semua akan rugi sendiri karena hanya dijadikan alat semata, bukan tujuan utama.
😳😴

Nisa Alwis