Monday 27 August 2018

Kesaksian ttg seorang Tionghoa di Lombok saat gempa Lombok 2018

Selamat Pagi Lombok...

Hari ini saya kembali "ditampar" oleh tetangga saya yang "Kafir Aseng" ini! 
Pak Riken, ya demikian ia dipanggil tetangga2 lain di seputar rumah saya. Beliau adalah pebisnis hasil bumi dan sembako yang cukup sukses, memulai karir dari nol dengan modal kepercayaan...

Tadinya saya pikir beliau akan meminta saya mengembalikan mobil pick up yang ia pinjamkan untuk kami mondar mandir mengangkut air bersih dari sumber air ke titik-titik pengungsian yang jauh itu... 
Saya mulanya khawatir memikirkan bagaimana lagi kami akan mendistribusikan air bersih ke lokasi-lokasi yang tak terjangkau "mobil besar" tangki-tangki air pemerintah (PMI)...

Alhamdulillah perkiraan saya salah total!!!
Bukannya meminta mobilnya dikembalikan, pak Riken bahkan menegaskan saya boleh pakai mobil itu hingga program saya selesai!!! Masyaallah!!! Dan beliau menawarkan saya untuk pakai mobilnya yang lain untuk tambahan alat angkut jika 1 mobil angkutan itu saja belum cukup!!! 

Dan saya hanya bisa berdecak kagum dalam hati saat dengan setengah berbisik beliau katakan, "pak Agus, kalau masih perlu pakaian, terpal dan selimut untuk korban gempa di pengungsian, saya ada stok di Surabaya untuk dikirim langsung ke lokasi yang bapak tunjuk...."

Ah Koh Riken! Betapa semakin malunya  saya! Disaat sebagian kalangan cuma bisa nyinyir dengan mulut dan wajah lebih mirip babi muntah, di gedung-gedung dewan bahkan di kantor partai dan ormas yang mengaku paling Islami, dengan entengnya berkomentar sok tahuang kondisi korban gempa yang mereka dapatkan dari situs abal-abal agen fitnah dan akun-akun sosmed palsu penyebar hoax! Seorang Tionghwa berhati emas seperti pak Riken dan kawan-kawannya datang pada saya dengan semangat cinta sesama anak bangsa!

Sekali lagi, takkan jemu saya mengucap Terimakasih Tionghwa Indonesia!!! Cinta anda sedang menampar wajah saya dengan kerasnya!!!

Lombok, 26 Agustus 2018
Lalu Agus Firad Wirawan